Materi kali ini akan membahas tentang perbedaan orang kaya dan orang miskin.
Pernahkah anda berpikir ada sebagian orang itu rasanya kok gampang sekali ya menjadi kaya, punya banyak uang tanpa usaha yang jelas. Tapi sebagian lain ada yang berusaha dengan sangat keras, banting tulang, tapi tetap saja mengalami kesulitan keuangan.

Selama liburan kemarin saya menemukan buku bagus yang mencoba menjelaskan hal itu. Judulnya Secret Of The Millionaire Mind yang ditulis oleh Harv Ecker.

Menurut buku ini ternyata masalah kaya dan miskin itu bukan perkara nasib, bukan pula perkara warisan, atau mungkin kutukan. Tapi mau menjadi kaya atau menjadi miskin ternyata dimulai dari pikiran kita, dari mentalitas kita. Kalau mentalitas kita kaya maka kita juga akan kaya beneran, tapi kalau mentalitas Kita aja Udah miskin ya selamanya hidup kita juga akan miskin
Mungkin Anda pernah mendengar kata-kata berikut

Perhatikan pikiran anda, karena pikiran itu akan menjadi kata-kata. Perhatikan kata-kata anda, karena kata-kata itu akan menjadi tindakan. Perhatikan tindakan anda, karena tindakan itu akan menentukan kebiasaan. Perhatikan kebiasaan anda, karena kebiasaan itu akan menentukan karakter. Perhatikan karakter anda, karakter itu akan menentukan nasib anda.
Boleh percaya atau tidak, ternyata nasib menjadi kaya atau miskin itu dimulai dengan pikiran kita, mentalitas Anda. Pikiran kaya yang membuat kita kaya dan pikiran miskin yang membuat kita miskin.
Mari kita bahas perbedaan antara pikiran kaya dan pikiran miskin:


Pertama, mentalitas kaya akan selalu berpikir besar, sedang mentalitas miskin akan selalu berpikir yang kecil-kecil. Misalnya nih ya Anda pergi sebuah Mall, kemudian Anda habiskan lebih dari 1 jam untuk membanding-bandingkan harga, pindah dari satu toko ke toko yang lain, demi bias menghemat menghemat Rp5.000. Kalau Anda masih melakukan hal seperti itu berarti Anda masih punya pikiran miskin.

Mentalitas yang kaya akan berpikir sebaliknya, Buat apa menghabiskan waktu berjamjam demi bisa menghemat Rp5.000, mentalitas kaya lebih memilih untuk berpikir gimana caranya waktu 1 jam itu bisa dipakai untuk menghasilkan uang yang lebih besar. Bekerja, atau mencari ide-ide baru untuk memperluas bisnis kita.

Kedua, mentalitas orang kaya akan selalu berfokus pada peluang dan kesempatan sedangkan mentalitas orang miskin akan selalu berfokus pada kesulitan. Ketika akan memulai bisnis mentalitas miskin akan mengatakan ini pasti sulit nggak punya modal pasti kita akan rugi, pemainnya sudah banyak kompetisinya ketat. Mentalitas kaya akan mencoba berpikir positif, oke pemainnya sudah banyak dan kompetisi nya ketat tapi mungkin ada satu hal yang bikin bisnis kita ini beda dibanding yang lain. Kita harus coba, pasti bisa.

Yang ketiga. Mentalitas kaya akan menghargai kesuksesan usaha dan kerja keras dia tidak akan ragu untuk memberi selamat atas keberhasilan seseorang. Sementara mentalitas miskin biasanya lebih gampang iri, sirik dengki dengan kesuksesan orang lain.
Misal ketika melihat tetangga kita beli mobil baru, aduh jangan jangan dia nyolong jangan-jangan korupsi. Nah mentalitas yang kaya akan berpikir sebaliknya, “Wah hebat ya dia punya mobil, baru kalau gitu saya juga harus kerja lebih keras supaya saya juga bisa beli mobil baru juga”.

Yang keempat, mentalitas yang kaya selalu percaya diri untuk memaparkan dan mempromosikan ide-ide baru. Sementara mentalitas yang miskin selalu akan berpikir negative bukan hanya pada orang lain bahkan pada dirinya sendiri. Mentalitas kaya akan selalu antusias dan semangat ketika bertemu dengan orang-orang baru, dia tidak sungkan untuk memperkenalkan diri, bahkan bisnis atau usahanya. Sementara mentalitas miskin biasanya akan cenderung terus merasa minder dan kadang terus merasa rendah diri. Padahal sudah jelas ya tidak ada seorangpun yang membuat kita merasa rendah kecuali diri kita sendiri.

Yang kelima mentalitas kaya ingin selalu dibayar berdasarkan hasil, mentalitas miskin ingin selalu digaji berdasarkan waktu. Yang menjadi hal paling penting bagi orang yang memiliki mentalitas kaya adalah memberikan hasil yang sebaik-baiknya, karena ia paham hanya dengan hasil yang terbaik ia bisa mendapatkan balasan yang setimpal. Sebaliknya, mentalistas miskin, cenderung untuk meminta kenaikan gaji tanpa usaha untuk menaikkan kinerja.

Yang keenam, mentalitas kaya bisa mengelola keuangan dengan bijak , Ia lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya dan lebih senang menabung atau berinvestasi untuk jangka panjang. Sementara mentalitas miskin sering gegabah dalam mengelola keuangan, besar pasak daripada tiang sering berhutang dan lebih mengutamakan belanja keinginan bukan kebutuhan.

Yang ketujuh, mentalitas kaya selalu berpikir bagaima membuat uang yang kita miliki bekerja untuk kita. mentalitas miskin akan selalu berpikir bagaimana membuat kita terus bekerja untuk mendapatkan uang. Bagaimana membuat uang terus bekerja untuk kita: jawabannya adalah investasi. Jangan terus-menerus capek untuk menimba air, ada kalanya kita juga harus berpikir untuk membangun pompa air. Biar kita tidak perlu capek-capek lagi untuk mendapatkan air.
Yang kedelapan. Mentalitas miskin merasa sudah tahu segalanya, dan tidak perlu belajar. Mentalitas kaya selalu merasa kurang ilmunya dan ingin terus belajar dan belajar. Belajar dari siapa saja atau bahkan belajar dari pengalaman sendiri, karena Pengalaman adalah guru yang terbaik.
Itu tadi berapa perbedaan mentalitas kaya dan miskin menurut Harv Ecker. Anda boleh percaya boleh tidak tapi saya sepakat sih dengan apa yang dikatakannya. Keberhasilan kesuksesan atau kekayaan itu sebenarnya datang dari dalam diri kita bukan dari luar sana. Terlalu banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan di luar sana. Tapi setidaknya kita bisa mengendalikan apa yang ada di dalam diri kita untuk menjadi kaya.