Category Archives: Uncategorized

Mengukur Signifikansi UU Cipta Kerja dalam Bidang Perekonomian

Repost from: Balairung Press

©Zufar/Bal

Pada 5 Oktober 2020, DPR RI mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja atau dikenal sebagai Omnibus Law. Meskipun menuai banyak kontroversi dalam perumusannya, namun pemerintah tetap kukuh menetapkan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang. Melalui UU tersebut, pemerintah berharap perekonomian Indonesia dapat menuju ke arah yang lebih baik di awal tahun 2021.

Continue reading

Apa Perbedaan Asset dan Liability? (KHSB #6 )

Episode KHSB kali ini kita akan membahas tentang perbedaan antara asset dan liabilitas.

Saat di bangku sekolah, kita diajarkan bagaimana agar bisa memperoleh pekerjaan yang bagus dan bisa memiliki gaji yang banyak dari pekerjaan tersebut. Tetapi, jarang sekali kita diajarkan bagaimana cara untuk mengelola kekayaan yang kita miliki.

Banyak diantara kita yang kemudian menggunakan kekayaan kita untuk membeli sesuatu yang kira adalah aset, namun yang terjadi tanpa kita sadari, justru menjadi liabilitas bagi  kita.

Asset adalah segala sesuatu yang dapat menjadi sumber pemasukan yang menambah kekayaan kita.

Continue reading

Apa itu Crowdfunding? (KHSB #5)

Dalam episode KHSB sebelumnya kita sudah pernah membahas tentang venture capital. Sebagai salah satu alternatif pendanaan untuk pengusaha baru yang ingin mengembangkan usahanya. Selain mencari suntikan dana dari perusahaan venture capital, ada alternatif penggalangan       dana    yang    tidak       kalah      kreatif, yaitu                             yang    lebih    dikenal dengan crowdfunding.  

Crowdfunding atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut sebagai urun dana adalah praktek penggalangan dana dari sejumlah  besar  orang untuk memodali suatu proyek atau usaha.

Continue reading

Sudah Makmurkah Indonesia? (KHSB #4 )

Tulisan kali ini mencoba menjawab pertanyaan yang sedikit serius yaitu: sudah makmurkah negara Indonesia?

Sebelum kita mencoba menjawab pertanyaan tadi mari kita lihat perbedaan gambar ini Apakah ada yang aneh?

Yang kiri adalah antrian minyak di Indonesia sementara sebelah kanan adalah antrian untuk menonton sebuah konser di sebuah negara Eropa.

Tunggu, katanya Indonesia negara kaya makmur tapi kenapa rakyatnya masih harus antri  minyak? Sementara di kebanyakan negara barat yang tidak punya minyak seperti  Switzerland  misalnya, kenapa tidak ada antri minyak yang ada justru antri untuk menonton konser? kita akan coba jawab itu semua dalam episode KHSB kali ini.

Waktu masih SD kita mungkin masih ingat betapa guru kita bangga bercerita Indonesia adalah negara No. 4 paling besar di dunia Negara yang kaya raya makmur, gemah ripah loh jinawi, dengan kekayaan hasil bumi yang melimpah.

Lalu kalau benar negara makmur kenapa rakyatnya harus antri minyak tanah.  Apakah  kita negara miskin? Sebenarnya tidak ada istilah negara miskin yang ada adalah negara yang tidak terkelola dengan baik.

Memang benar kita negara  ranking 4 terbesar di dunia tapi mari kita lihat rangking yang   lain.

Pada ranking tingkat pengembangan manusia atau human development index Indonesia berada di rangking 113, 1 ranking lebih baik di atas Palestina, namun masih lebih buruk dibanding negara Gabon, Paraguay, Mesir dan Turkmenistan.

Human development index atau HDI adalah ukuran kualitas hidup masyarakat di suatu negara diukur dari 1. Tingkat harapan hidup, 2. kualitas pendidikan, 3. angka buta huruf, dan juga 4. pendapatan perkapita setiap warga negaranya.

Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Yuk kita lihat rangking pendapatan perkapita kita.

Ternyata pendapatan perkapita penduduk Indonesia ada di rangking 125 tepat di bawah negara Filipina. Sementara negara tetangga lainnya seperti Malaysia berada di rangking 66, Thailand ranking 98, dan Singapura di ranking 12.

Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan  nasional  suatu  negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.

Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat  pembangunan sebuah negara, semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut.

Pendapatan per kapita juga merefleksikan Produk Domestik Bruto per kapita di negara tersebut.

GDP (Gross Domestic Product) atau Produk Domestik Bruto (PDB) adalah total  nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.

GDP inilah yang kemudian sering menjadi ukuran besarnya ekonomi suatu negara dan sebenarnya ekonomi Indonesia cukup besar karena Indonesia berada di rangking 16 dan masuk menjadi anggota G20, dengan produk domestik bruto lebih dari 12 ribu trilyun rupiah.

Angka ini menggambarkan jumlah total output produk barang atau jasa yang dihasilkan negara Indonesia dalam satu tahun. Namun  karena harus dibagi dengan jumlah  penduduk  di negara ini maka angka GDP perkapita Indonesia hanya berada di  angka 3.600 USD. Artinya secara  kasar rata-rata setiap orang di Indonesia,  hanya menghasilkan output  produktivitas senilai 47   juta rupiah. Bandingkan misalnya dengan satu orang di negara Switzerland yang punya angka GDP perkapita 80.000 USD, atau hampir 1 milyar. Itu artinya apa? Hampir 20x lipat pendapatan satu orang di Indonesia. Padahal sama-sama matanya dua, hidungnya satu, tangannya sama-sama dua, sama-sama punya 24 jam, tapi mengapa mereka bisa memiliki 20x lipat pendapatannya di banding orang di Indoensia.

Perhitungan PDB per kapita ini pada akhirnya sangat berguna ketika membandingkan satu negara ke negara lain, karena bisa menunjukkan kinerja relatif dari negara tersebut. Semakin tinggi GDP per capita bisa ditafsirkan semakin tinggi juga indikator standar hidup negara tersebut. Kenaikan PDB per kapita sinyal pertumbuhan ekonomi dan cenderung menerjemahkan sebagai peningkatan produktivitas.

Istilah produktivitas (productivity) merujuk pada banyaknya barang atau jasa yang dapat di hasilkan oleh seorang pekerja setiap jam kerjanya.

Fakta yang kita lihat menunjukkan bahwa standar hidup suatu negara di tentukan oleh produktifitas pekerjanya. Dan juga menghubungkan tingkat produktifitas dengan kebijakan ekonomi yang dipakai oleh suatu negara.

Ada 4 faktor penentu produktivitas:

Yang pertama adalah modal fisik (Physical Capital): adalah kelengkapan peralatan dan struktur yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.

Kedua adalah Modal manusia (Human Capital) yaitu pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh pekerja melalui pendidikan, keterampilan dan pengalaman.

Ketiga adalah Sumber daya alam (natural resources)  yaitu masukan dalam kegiatan produksi  yang disediakan oleh alam, seperti minyak bumi, batubara dan sebagainya.

Keempat adalah Penguasaan ilmu pengetahuan: pemahaman tentang cara-cara terbaik untuk memproduksi barang dan jasa.

Gary Becker peraih hadiah Nobel dalam bidang ekonomi mengatakan bahwa modal manusia adalah bentuk produktivitas yang paling penting.

“Human capital is the most important capital in creating wealth and growth.”

Human capital memiliki keunikan dibanding jenis kapital yang lain. Seperti modal fisik, sumber daya alam, nilainya akan semakin habis jika sering dipakai,  Namun modal  manusia nilainya  akan semakin tinggi jika sering dipakai atau diasah.

Value Creation, atau penciptaan nilai juga menjadi kunci peningkatan produktivitas. Value creation yang memungkinkan Starbucks membeli kopi Rp 120 per gram dari petani petani kita, kemudian menjualnya kembali seharga Rp 45.000 pergelas.

Dari  Rp 120  per  gram  menjadi  Rp 45.000  per  gelas  luar  biasa  kan?  Itulah  sebabnya Amerika sebagai negara asal Starbuck penduduknya memiliki pendapatan perkapita hampir 60rb USD.

Jadi kesimpulannya, yang menentukan kemakmuran suatu negara bukan hanya kekayaan alamnya tapi yang jauh lebih penting adalah produktivitas warganya.

Apa itu Game Theory? (KHSB #1)

Game theory atau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Teori Permainan. Game theory adalah teori tentang bagaimana mengambil keputusan dalam kehidupan, karena pada hakekatnya hidup adalah permainan, Life is only game. Jadi, teori permainan ini juga bisa diterapkan dalam konteks permainan bisnis, permainan politik, permainan olahraga, bahkan permainan mencari jodoh.

Continue reading