Pada 5 Oktober 2020, DPR RI mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja atau dikenal sebagai Omnibus Law. Meskipun menuai banyak kontroversi dalam perumusannya, namun pemerintah tetap kukuh menetapkan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang. Melalui UU tersebut, pemerintah berharap perekonomian Indonesia dapat menuju ke arah yang lebih baik di awal tahun 2021.
Episode
KHSB kali ini kita akan membahas tentang perbedaan antara asset dan liabilitas.
Saat di
bangku sekolah, kita diajarkan bagaimana agar bisa memperoleh pekerjaan yang
bagus dan bisa memiliki gaji yang banyak dari pekerjaan tersebut. Tetapi,
jarang sekali kita diajarkan bagaimana cara untuk mengelola kekayaan yang kita
miliki.
Banyak diantara kita yang kemudian menggunakan kekayaan
kita untuk membeli sesuatu yang kira adalah aset, namun yang terjadi
tanpa kita sadari, justru menjadi liabilitas bagi kita.
Asset adalah segala
sesuatu yang dapat menjadi sumber pemasukan yang menambah kekayaan kita.
Dalam episode KHSB sebelumnya kita sudah pernah membahas tentang venture capital. Sebagai salah satu
alternatif pendanaan untuk pengusaha baru yang ingin mengembangkan usahanya.
Selain mencari suntikan dana dari perusahaan venture capital, ada alternatif penggalangan dana yang tidak kalah kreatif, yaitu yang lebih dikenal dengan crowdfunding.
Crowdfunding atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut sebagai urun dana adalah praktek penggalangan dana dari sejumlah besar
orang untuk memodali suatu proyek atau usaha.
Tulisan kali ini mencoba menjawab pertanyaan yang sedikit serius yaitu: sudah makmurkah negara Indonesia?
Sebelum kita
mencoba menjawab pertanyaan tadi mari kita lihat perbedaan gambar ini Apakah
ada yang aneh?
Yang kiri adalah antrian
minyak di Indonesia sementara sebelah kanan adalah antrian untuk menonton
sebuah konser di sebuah negara Eropa.
Tunggu,
katanya Indonesia negara kaya makmur tapi kenapa rakyatnya masih harus antri minyak? Sementara di kebanyakan negara barat
yang tidak punya minyak seperti
Switzerland misalnya, kenapa tidak ada antri
minyak yang ada justru antri untuk menonton konser? kita akan coba jawab itu
semua dalam episode KHSB kali ini.
Waktu masih SD
kita mungkin masih ingat betapa guru kita bangga bercerita Indonesia adalah
negara No. 4 paling besar di dunia Negara yang kaya raya makmur, gemah ripah
loh jinawi, dengan kekayaan hasil bumi yang melimpah.
Lalu kalau benar negara
makmur kenapa rakyatnya harus antri minyak tanah. Apakah
kita negara miskin? Sebenarnya tidak ada istilah
negara miskin yang ada adalah negara yang tidak terkelola dengan baik.
Memang benar kita negara ranking 4 terbesar di dunia tapi mari kita
lihat rangking yang lain.
Pada ranking
tingkat pengembangan manusia atau human
development index Indonesia berada di rangking 113, 1 ranking lebih baik di
atas Palestina, namun masih lebih buruk dibanding negara Gabon, Paraguay, Mesir
dan Turkmenistan.
Human development index atau HDI adalah ukuran kualitas hidup
masyarakat di suatu negara diukur dari 1. Tingkat harapan hidup, 2. kualitas
pendidikan, 3. angka buta huruf, dan juga 4. pendapatan perkapita setiap warga
negaranya.
Pendapatan per
kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Yuk kita
lihat rangking pendapatan perkapita kita.
Ternyata pendapatan perkapita
penduduk Indonesia ada di rangking 125 tepat di bawah negara Filipina. Sementara negara tetangga
lainnya seperti Malaysia berada di rangking 66, Thailand ranking 98, dan
Singapura di ranking 12.
Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian
pendapatan nasional suatu
negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.
Pendapatan per
kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara, semakin besar pendapatan per
kapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Pendapatan per kapita juga merefleksikan Produk Domestik Bruto per kapita
di negara tersebut.
GDP (Gross Domestic Product) atau Produk Domestik
Bruto (PDB) adalah total nilai semua
barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.
GDP inilah yang
kemudian sering menjadi ukuran besarnya ekonomi suatu negara dan sebenarnya
ekonomi Indonesia cukup besar karena Indonesia berada di rangking 16 dan masuk
menjadi anggota G20, dengan produk domestik bruto lebih dari 12 ribu trilyun rupiah.
Angka ini menggambarkan
jumlah total output produk barang atau jasa yang dihasilkan negara Indonesia
dalam satu tahun. Namun karena harus
dibagi dengan jumlah penduduk di negara ini maka angka GDP perkapita
Indonesia hanya berada di angka 3.600 USD. Artinya secara kasar rata-rata setiap orang di
Indonesia, hanya menghasilkan
output produktivitas senilai 47 juta rupiah. Bandingkan misalnya dengan satu
orang di negara Switzerland yang punya angka GDP perkapita 80.000 USD, atau
hampir 1 milyar. Itu artinya apa? Hampir 20x lipat pendapatan satu orang di
Indonesia. Padahal sama-sama matanya dua, hidungnya satu, tangannya sama-sama
dua, sama-sama punya 24 jam, tapi mengapa mereka bisa memiliki 20x lipat pendapatannya di banding orang
di Indoensia.
Perhitungan PDB per kapita ini
pada akhirnya sangat berguna ketika membandingkan satu negara ke negara lain,
karena bisa menunjukkan kinerja relatif dari negara tersebut. Semakin tinggi GDP per
capita bisa ditafsirkan semakin tinggi juga indikator standar hidup negara
tersebut. Kenaikan PDB per kapita sinyal pertumbuhan ekonomi dan cenderung
menerjemahkan sebagai peningkatan produktivitas.
Istilah produktivitas (productivity) merujuk pada
banyaknya barang atau jasa yang dapat di hasilkan oleh seorang pekerja setiap
jam kerjanya.
Fakta yang kita
lihat menunjukkan bahwa standar hidup suatu negara di tentukan oleh
produktifitas pekerjanya. Dan juga menghubungkan tingkat produktifitas dengan kebijakan ekonomi yang dipakai
oleh suatu negara.
Ada 4 faktor penentu produktivitas:
Yang pertama adalah modal
fisik (Physical Capital): adalah kelengkapan peralatan dan struktur yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Kedua adalah Modal manusia
(Human Capital) yaitu pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh pekerja melalui pendidikan, keterampilan dan pengalaman.
Ketiga adalah Sumber daya
alam (natural resources) yaitu masukan
dalam kegiatan produksi yang disediakan
oleh alam, seperti minyak bumi, batubara dan sebagainya.
Keempat adalah Penguasaan
ilmu pengetahuan: pemahaman tentang cara-cara terbaik untuk memproduksi barang
dan jasa.
Gary Becker
peraih hadiah Nobel dalam bidang ekonomi mengatakan bahwa modal manusia adalah
bentuk produktivitas yang paling penting.
“Human
capital is the most important capital in creating wealth and growth.”
Human capital memiliki
keunikan dibanding jenis kapital yang lain. Seperti modal fisik, sumber daya
alam, nilainya akan semakin habis jika sering dipakai, Namun modal
manusia nilainya akan semakin
tinggi jika sering dipakai atau diasah.
Value Creation, atau penciptaan nilai juga menjadi kunci
peningkatan produktivitas. Value creation yang memungkinkan Starbucks membeli
kopi Rp 120 per gram dari petani petani kita, kemudian menjualnya kembali
seharga Rp 45.000 pergelas.
Dari Rp 120 per gram
menjadi Rp 45.000 per
gelas luar biasa
kan? Itulah sebabnya Amerika sebagai negara asal Starbuck
penduduknya memiliki pendapatan perkapita hampir 60rb USD.
Jadi
kesimpulannya, yang menentukan kemakmuran suatu negara bukan hanya kekayaan alamnya
tapi yang jauh lebih penting adalah produktivitas warganya.
Venture capital atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan modal
ventura.
Mungkin
sebelumnya Anda pernah membaca berita: Tokopedia dikabarkan mendapat tambahan
modal sebesar 1,9 triliun, sementara perusahaan transportasi online Gojek
bersiap menerima suntikan dana Rp 13,3 triliun.
Game theory atau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai
Teori Permainan. Game theory adalah teori tentang bagaimana
mengambil keputusan dalam kehidupan, karena pada hakekatnya hidup adalah
permainan, Life is only game. Jadi, teori permainan ini juga bisa
diterapkan dalam konteks permainan bisnis, permainan politik, permainan
olahraga, bahkan permainan mencari jodoh.